Beranda | Artikel
Meninggalkan Salat Lebih Jelek dari Z1n4 - Syaikh bin Baz #NasehatUlama
Rabu, 7 September 2022

Perkara di kehidupan dunia ini sangat genting,
sehingga wajib bagi setiap mukmin untuk berhati-hati
dan selalu merasa takut kepada Allah,
serta senantiasa beristiqamah dan teguh di atas agama-Nya.

Di antara hal yang harus dihindari adalah meninggalkan shalat secara sengaja,
meskipun ia mengakui kewajibannya, meski ia mengatakan shalat adalah wajib.
Namun ia tidak melaksanakan shalat dan tidak memedulikannya.

Dalam hal ini terdapat perbedaan pendapat di antara para ulama.
Di antara mereka ada yang berpendapat bahwa
orang yang tidak shalat menjadi murtad dan kafir, meskipun mengakui kewajiban shalat.

Dan ulama yang lain berpendapat ia tidak menjadi murtad hingga ia mengingkari kewajiban shalat,
akan tetapi ia menjadi kafir di bawah tingkat kekafiran terbesar,
dan ia telah mengerjakan kemungkaran besar yang lebih besar dari zina, minum khamr, dan lain sebagainya.

Dan pendapat yang benar dalam hal ini adalah ia menjadi kafir,
meskipun tidak mengingkari kewajiban shalat, kafir dengan kekafiran terbesar
berdasarkan banyak dalil.

Di antaranya adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
yang diriwayatkan Imam Ahmad dan para penulis kitab-kitab as-Sunan dengan sanad shahih dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,

dari Nabi ‘alaihisshalatu wassalam bahwa beliau bersabda,
“Perjanjian antara kami dan orang-orang kafir adalah shalat,
barang siapa yang meninggalkannya maka ia telah kafir.” (HR. at-Tirmidzi)

Juga sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam ash-Shahih, dari Jabir radhiyallahu ‘anhu,
bahwa Nabi ‘alaihisshalatu wassalam bersabda, “Antara seseorang
dan antara kekafiran dan kesyirikan adalah meninggalkan shalat.” (HR. Muslim)

Dua hadits ini dan hadits lain yang senada dengannya
adalah hujah yang jelas, yang menjadi dalil
atas kekafiran orang yang tidak shalat, meskipun ia tidak mengingkari kewajibannya.

Abdullah bin Syaqiq al-‘Uqaili telah meriwayatkan ijma’ para sahabat tentang hal ini,
yakni tentang meninggalkan shalat adalah kekafiran.

Maka menjadi kewajiban untuk berhati-hati, saling menasehati tentang shalat, dan menjaga shalat,
serta saling menasehati untuk beristiqamah di atas agama Allah,
dan senantiasa bertakwa dan melakukan hal yang menguatkan ketakwaan kepada Allah dan Rasul-Nya,
serta berhati-hati dari bermaksiat kepada Allah.

Juga harus menghindari hal yang mengurangi ketakwaan
dan melemahkan keimanan, seperti berbagai kemaksiatan dan pelanggaran.
Aku memohon pada Allah dengan nama-nama-Nya yang baik dan sifat-sifat-Nya yang tinggi,

agar memberi kita taufik menuju keridaan-Nya,
mengaruniakan kita keistiqamahan di atas agama-Nya,
dan membantu kita semua dalam berzikir dan bersyukur, kepada-Nya, serta menyembah-Nya dengan baik.

Dan agar memberi kita taufik untuk tetap menaati-Nya dan menaati Rasul-Nya,
dan selalu bertakwa hingga kita menghadap kepada-Nya Subhanahu.
Sungguh Dia Maha Pemurah.

Dan semoga Allah mencurahkan shalawat dan salam kepada hamba dan Rasul-Nya, Nabi Muhammad
dan kepada keluarga beliau, para sahabat beliau, dan para pengikut setia beliau.
Demikian.

====

فَالْأَمْرُ خَطِيْرٌ فِي هَذِهِ الدَّارِ

فَالْوَاجِبُ عَلَى الْمُؤْمِنِ أَنْ يَحْذَرَ

وَأَنْ يَكُونَ دَائِمًا عَلَى وَجَلٍ لِلْخَوْفِ مِنَ اللهِ

وَعَلَى اسْتِقَامَةٍ وَمُحَافَظَةٍ عَلَى دِينِهِ

وَمِنْ ذَلِكَ أَنْ يَدَعَ الصَّلَاةَ عَمْدًا

وَإِنْ أَقَرَّ بِوُجُوبِهَا وَإِنْ قَالَ إِنَّهَا وَاجِبَةٌ

لَكِنَّهُ لَا يُصَلِّي وَلَا يُبَالِي

فَهَذِهِ الْقَضِيَّةُ تَنَازَعَ فِيهَا الْعُلَمَاءُ

فَقَالَ بَعْضُهُمْ

يَكُونُ مُرْتَدًّا كَافِرًا وَإِنْ لَمْ يَجْحَدْ وُجُوبَهَا

وَقَالَ آخَرُونَ لَا يَكُونُ مُرْتَدًّا حَتَّى يَجْحَدَ الْوُجُوبَ

وَلَكِنَّهُ يَكُونُ كَافِرًا كُفْرًا دُوْنَ كُفْرٍ

وَيَكُونُ قَدْ تَعَاطَى مُنْكَرًا عَظِيمًا أَكْثَرَ وَأَشَدَّ مِنَ الزِّنَا وَالْخَمْرِ وَنَحْوِ ذَلِكَ

وَالصَّوَابُ فِي هَذَا أَنَّهُ كَافِرٌ

وَإِنْ لَمْ يَجْحَدِ الْوُجُوبَ كُفْرًا أَكْبَرَ

بِأَدِلَّةٍ كَثِيرَةٍ

مِنْهَا قَوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

فِيمَا رَوَاهُ الْإِمَامُ أَحْمَدُ وَأَهْلُ السُّنَنِ بِإِسْنَادٍ صَحِيحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ

عَنِ النَّبِيِّ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ أَنَّهُ قَالَ

الْعَهْدُ الَّذِي بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمُ الصَّلَاةُ

فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ

وَمِنْهَا قَوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيمَا رَوَاهُ مُسْلِمٌ فِي الصَّحِيحِ عَنْ جَابِرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ

أَنَّ النَّبِيَّ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ قَالَ بَيْنَ الرَّجُلِ

وَبَيْنَ الْكُفْرِ وَالشِّرْكِ تَرْكُ الصَّلَاةِ

هَذَانِ الْحَدِيثَانِ وَمَا جَاءَ فِي مَعْنَاهُمَا

حُجَّةٌ ظَاهِرَةٌ قَائِمَةٌ

عَلَى كُفْرِ مَنْ تَرَكَ الصَّلَاةَ وَإِنْ لَمْ يَجْحَدْ وُجُوبَهَا

وَقَدْ حَكَى عَبْدُ اللهِ بْنُ شَقِيقٍ الْعُقَيْلِيُّ إِجْمَاعَ الصَّحَابَةِ عَلَى ذَلِكَ

عَلَى أَنَّ تَرْكَ الصَّلَاةِ كُفْرٌ

فَالْوَاجِبُ الْحَذَرُ وَالتَّوَاصِي بِهَذِهِ الصَّلَاةِ وَالمُحَافَظَةُ عَلَيْهَا

وَالتَّوَاصِي بِالْاِسْتِقَامَةِ عَلَى دِينِ اللهِ

وَلُزُومِ التَّقْوَى وَالْحِرْصِ عَلَى مَا يُقَوِّيهَا مِنْ طَاعَةِ اللهِ وَرَسُولِهِ

وَالْحَذَرُ مِنْ مَعَاصِي اللهِ

كَمَا يَجِبُ الْحَذَرُ مِمَّا يَنْقُصُهَا

وَيُضْعِفُ الْإِيمَانَ مِنْ سَائِرِ الْمَعَاصِي وَالْمُخَالَفَاتِ

أَسْأَلُ اللهَ بِأَسْمَائِهِ الْحُسْنَى وَصِفَاتِهِ الْعُلَى

أَنْ يُوَفِّقَنَا وَإِيَّاكُم لِمَا يُرْضِيهِ

وَأَنْ يَرْزُقَنَا وَإِيَّاكُمْ الاِسْتِقَامَةَ عَلَى دِينِهِ

وَأَنْ يُعِينَنَا جَمِيعًا عَلَى ذِكْرِهِ وَشُكْرِهِ وَحُسْنِ عِبَادَتِهِ

وَأَنْ يُوَفِّقَنَا لِلْاِسْتِقَامَةِ عَلَى طَاعَتِهِ وَطَاعَةِ رَسُولِهِ

وَلُزُومِ تَقْوَاهُ حَتَّى نَلْقَاهُ سُبْحَانَهُ

إِنَّهُ جَوَادٌ كَرِيمٌ

وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى عَبْدِهِ وَرَسُولِهِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ

وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَأَتْبَاعِهِ بِإِحْسَانٍ

نَعَمْ


Artikel asli: https://nasehat.net/meninggalkan-salat-lebih-jelek-dari-z1n4-syaikh-bin-baz-nasehatulama/